Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang
tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau
organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan
proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,
pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian (Supriyono:1987, yang
dikutip. Akuntansi manajemen dapat
dipandang dari dua sudut : akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe
akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi,
akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern
organisasi. Sebagai salah satu tipe
informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang
menggunakan uang sebagai satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen
dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Dengan demikian, akuntansi manajemen
adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe
akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi
(Mulyadi:2001).
Sebagai salah satu sistem pengolahan informasi keuangan,
karakterisik akuntansi manajemen dapat dibandingkan dengan karakteristik
akuntansi keuangan. Adapun persamaan dan perbedaan antara akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan
menurut Mulyadi (2001:3), adalah sebagai berikut :
Perbandingan
|
Karakteristik
|
Akuntansi Keuangan
|
Akuntansi Manajemen
|
PERBEDAAN
|
Dasar pencatatan
|
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
|
Tidak terikat pada PABU, karena kriteria pokok untuk
mengolah data keuangan dalam akuntansi manajemen adalah manfaat serta lebih didasarkan atas logika dan pengalaman.
|
Fokus informasi
|
Informasi keuangan masa lalu.
|
Informasi keuangan masa lalu dan informasi keuangan masa
yang akan datang.
|
|
Lingkup informasi
|
Informasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
|
Informasi keuangan bagian-bagian suatu perusahaan.
|
|
Sifat laporan yang dihasilkan
|
Ringkasan dan berisi informasi yang diteliti.
|
Lebih rinci dan unsur taksiran lebih dominan dalam
informasi yang disajikan di dalamnya.
|
|
Keterlibatan dalam perilaku
manusia
|
Lebih mementingkan pengukuran kejadian-kejadian ekonomi.
|
Pengukuran kinerja manajemen berbagai jenjang organisasi.
|
|
Disiplin sumber yang melandasi
|
Ilmu ekonomi.
|
Ilmu ekonomi dan psikologi sosial.
|
|
PERSAMAAN
|
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU)
|
Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) dalam akuntansi
keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan
dalam akuntansi manajemen.
|
|
Informasi Operasi
|
Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan menggunakan
informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi
yang disajikan kepada pemakainya.
|
Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk
pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik,
akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi,
dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam
merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Dalam menghasilkan suatu
informasi, sistem akuntansi manajemen meliputi serangkaian proses manajemen,
antara lain : (Hansen, 2009:7)
Ø Perencanaan adalah formulasi terinci dari
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Oleh sebab itu,
perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk
mencapai tujuan tersebut.
Ø Pengendalian adalah kegiatan memonitor
pelaksanaan rencana dan tindakan korektif sesuai kebutuhan untuk memastikan
rencana tersebut berjalan sebagaimana semestinya.
Ø Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan diantara
berbagai alternatif. Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen
adalah menyediakan informasi yang memudahkan manajer dalam proses pengambilan
keputusan.
A.
PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Peranan akuntansi pada umumnya, dan
manajemen pada khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi
masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer,
dan profesional. Akuntansi manajemen memiliki tanggung jawab dalam mediator
konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi manajemen dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan agar sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya
atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan di transformasikan secara lebih
efektif serta efisien, termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi
mengenai aspek-aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra
organisasi.
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki
dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi
keuangan. Kedua sistem akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan
jenis proses yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun
sistem informasi akuntansi keuangan digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan
sistem informasi akuntansi manajemen digunakan bagi pihak internal.
Sistem akuntansi manajemen
menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakai intern (para manajer
dan profesional) untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu sehingga
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Inti dari sistem
informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh
aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis,
pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak
terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat dari proses,
masukan, atau keluarannya sehingga kriterianya fleksibel dan berdasarkan pada
tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen memiliki tiga tujuan umum :
(Hansen, 2009:4)
a. Menyediakan informasi untuk
perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang ditentukan oleh
manajemen. Oleh karenanya, implementasi penyediaan informasi untuk
perhitungan-perhitungan biaya oleh manajemen digunakan untuk mengevaluasi
ketepatan keputusan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan
biaya, memperluas pangsa pasar dan meningkatkan laba.
b. Menyediakan informasi untuk
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. Oleh
karenanya, informasi dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai peluang untuk
perbaikan dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam
mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk menciptakan
perbaikan.
c. Menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pentingnya pengambilan keputusan dengan
memilih atau beberapa strategi yang paling masuk akal dalam memberikan jaminan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup jangka panjang bagi perusahaan.
Dalam sebuah sistem informasi akuntansi manajemen, masukan (input) berupa kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh perusahaan. Di dalam proses (process)
terjadi aktivitas pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan
pengelolaan data atau informasi. Setelah melalui proses, maka menghasilkan
keluaran (output) berupa laporan
khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan komunikasi
pribadi. Hasil keluaran tersebut akan digunakan oleh pihak intern dalam
pengambilan keputusan. Penggunaan sistem informasi akuntansi manajemen tidak
hanya digunakan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga digunakan pada
perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba.
Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa
terdapat dua garis besar peranan dari akuntansi manajemen, antara lain :
1. Peran akuntansi manajemen sebagai
suatu tipe akuntansi
Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi
keuangan dalam perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan :
a) Pencatat skor (score keeping)
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan
perencanaan aktivitas dan pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya.
Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusun
rencana aktivitas, yang memberikan informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan
sumber daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen
juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen
mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajemen
mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk
memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun.
Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen
harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal (reliable).
b) Penarik perhatian manajemen (attention directing)
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan
informasi penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen,
agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya
penyimpangan yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika
akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik.
c) Penyedia informasi untuk pemecah
masalah (problem solving)
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari
status perkembangan yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor
dan sebagai penarik perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang
dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam
setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.
2. Peran akuntansi manajemen sebagai
suatu tipe informasi
Informasi
merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang
menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu
menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu
menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak
alternatif yang tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu
berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut.
Disamping uraian mengenai garis besar pentingnya akuntansi
manajemen dalam suatu proses bisnis diatas, peran akuntan manajemen sebagai
“pelaksana” sistem akuntansi manajemen juga tidak kalah penting, serta
merupakan peran pendukung dalam suatu organisasi. Mereka membantu orang-orang
yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tujuan dasar organisasi (Hansen,
2009:20). Posisi yang bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi
disebut sebagai posisi lini (line position) dan posisi yang sifatnya
mendukung dan tidak bertanggungjawab secara langsung terhadap tujuan dasar
organisasi disebut sebagai posisi staf
(staff position).
Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan
mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan
dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi sebagai anggota staf dari
organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi.
Semua praktik akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu
manajer memaksimumkan laba. Secara tradisional, kinerja ekonomi perusahaan
menjadi pertimbangan utama. Oleh karenanya, manajer dan akuntan manajemen
seharusnya tidak terlalu berfokus pada laba yang akan mengakibatkan mereka
membangun suatu keyakinan bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah memaksimumkan
kekayaan bersih. Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan
bahwa laba dicapai dengan cara-cara yang legal dan etis, sesuai dengan kode
etik perusahaan atau standar etika tertentu. Efeknya, timbulah beberapa
sertifikasi khusus yang ditujukan bagi akuntan manajemen, antara lain :
Ø CMA (Certificate in Management Accounting ) adalah sertifikasi yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Salah satu
tujuan CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang
diakui, profesional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.
Ø CPA (Certificate in Public Accounting ), utamanya ditujukkan bagi mereka
yang berpraktik sebagai akuntan publik tetapi banyak akuntan manajemen yang
memilikinya karena sertifikat ini sangat diakui .
Ø CIA (Certificate in Internal Auditing ) Adalah sertifikasi bagi auditor
internal dan didesain untuk memiliki kompetensi teknis yang memadai.
B.
SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang
dikembangkan di USA mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20. Pada tahap
awal perkembangannya (sampai dengan tahun 1914), akuntansi manajemen
berorientasi pada penentuan cost produk
dengan penelusuran profitabilitas produk secara individual dan penggunaan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin
perusahaan dan pemakai intern lainnya.
Mulai tahun 1925, dengan dikembangkannya pasar modal di USA,
hampir semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi
pemakai intern kemudian dihentikan dan digantikan dengan penentuan cost sediaan (inventory costing). Perubahan orientasi akuntansi manajemen dari
penyediaan informasi bagi pemakai intern (untuk kepentingan pengambilan
keputusan strategik) ke penyediaan informasi keuangan bagi pihak luar
perusahaan berlangsung terus sampai awal tahun 90-an.
Pelaporan keuangan kepada pihak luar menjadi pendorong utama
dalam perancangan sistem akuntansi biaya sejak pasar modal dikembangkkan di
USA. Manajer perusahaan bersedia untuk menerima informasi biaya rata-rata
produk yang kasar. Kenyataannya pada saat itu, informasi biaya produk secara
individual yang lebih rinci dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahaan
memiliki produk yang homogen, yang mengkonsumsi sumber daya dengan proporsi
yang sama, informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi biaya yang lebih
berorientasi ke penyediaan informasi keuangan bagi pemakai luar adalah cukup
baik dan memadai. Bagi kebanyakan perusahaan, biaya untuk menjalankan sistem
akuntansi biaya lebih rinci, kenyataannya melebihi manfaat yang diperoleh.
Dalam tahun 1950-an dan 1960-an, telah dilakukan beberapa
usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk
kepentingan manajemen. Usaha untuk memperbaiki akuntansi biaya pada saat itu,
pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi
keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, dan tidak ditujukan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukan bagi kepentingan
manajemen.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi
manajemen tradisional yang sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan
manajerial, banyak ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi
manajemen yang ada sudah usang dan tidak berguna karena perkembangan lingkungan
ekonomi yang berkembang pesat, sehingga dibutuhkan pengembangan praktik-praktik
informasi akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan.
Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang
diwarnai dengan persaingan tingkat dunia yang tajam telah mengubah sifat
ekonomi USA, dan telah menimbulkan respon dari banyak perusahaan manufaktur di
USA, yang secara dramatis mengubah cara perusahaan-perusahaan tersebut
menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini, sistem akuntansi manajemen
tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen
yang baru, kemudian muncul. Trend
yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen, adalah :
1. Kemajuan teknologi informasi
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya
sekarang, manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan
sebelumnya, dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan
rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara
manual.
2. Implementasi just-in time (JIT) manufacturing
Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya
memproduksi atas dasar permintaan,tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan
tanpa menanggung biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi
permintaan dari operasi berikutnya. Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk
mengurangi waktu penyimpanan, serta mempunyai dampak signifikan terhadap
tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung.
3. Meningkatnya tuntutan mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi
dan penyerahan produk akhir kepada customer
maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya.
Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada
customer dibutuhkan pengendalian
menyeluruh atau Total Quality Control
(TQC). TQC merupakan konsep
pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap
karyawan yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai
proses produksi, sampai produk mencapai pembeli.
4. Meningkatnya diversifikasi dan
kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup produk
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok
produk yang masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang
sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biaya overhead pabrik tidak mencerminkan keterserapan produk tersebut.
Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk
menyebabkan inovasi produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi semakin
pendek.
5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM)
Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu
memproduksi produk berdasarkan order,
bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu memperpendek lead time dan mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga
mengurangi secara signifikan penggunaan sumber daya manusia dalam proses
pengolahan produk.
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan
praktik-praktik akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya,
sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) banyak dikembangkan dan
diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah diperluas agar
memungkinkan melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola rantai nilai
perusahaan. Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk mengamankan dan
mempertahankan keunggulan bersaing perlu dilakukan. Sebagai tambahan, manajer
harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Posisi yang dipilih dapat
mempengaruhi sifat sistem informasi akuntansi manajemen.
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah respon yang inovatif terhadap
kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan.
Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (activity based costing -
ABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan
pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai
aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas
tersebut (Hansen, 2009:13).
C.
TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Mulyadi (2001:16) mengemukakan
secara ringkas konsep dan kegunaan setiap tipe informasi akuntansi manajemen
dalam bentuk tabel, antara lain :
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen
(Aktiva,
Pendapatan, dan atau Biaya)
|
Manfaat
|
|
Informasi Masa Lalu
|
Informasi Masa yang Akan Datang
|
|
Informasi
akuntansi penuh
(full accounting information)
|
·
Pelaporan informasi keuangan
·
Analisis kemampuan menghasilkan
laba
·
Jawaban atas pertanyaan : “berapa
biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?”
·
Penentuan harga jual dalam cost-type contract
|
à
Penyusunan program
à
Penentuan harga jual normal
à
Penentuan harga transfer
à
Penentuan harga jual dalam
perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
|
Informasi
akuntansi diferensial
(differential accounting information)
|
-
|
Pengambilan keputusan pemilihan
alternatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang
|
Informasi
akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting information)
|
Ø
Penilaian kinerja manajer
Ø
Pemotivasian manajer
|
Penyusunan
anggaran
|
1. Informasi
Akuntansi Penuh (full accounting
information)
Informasi akuntansi penuh dapat
mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi
ini mencakup informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya. Informasi akuntansi
penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk : pelaporan
informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan untuk menghasilkan laba, untuk mengetahui berapa biaya untuk
mengeluarkan sesuatu dan penentuan harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi
masa yang akan datang bermanfaat untuk : penyusunan program, penentuan harga
jual normal, penentuan harga transfer dan penentuan harga jual yang diatur
dengan peraturan pemerintah.
2. Informasi
Akuntansi Diferensial (differential
accounting information)
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan
aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu
dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Informasi akuntansi ini mempunyai
dua unsur pokok, yakni : merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda
diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini
diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan
alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena
pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi
yang relevan adalah informasi masa yang akan datang pula.
3. Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility
accounting information)
Informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang
dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawan atas pusat pertanggung jawaban
tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut
menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab
terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan demikian informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan
sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang
dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar